untuk menjawab pertanyaan tersebut silahkan nonton video berikut ini :
Naikkan volume videonya, bila perlu
sampai maksimum biar gemuruh bunyi pesawat didengar dengan jelas.
Perhatikan bahwa "asap” muncul tiga kali ketika pesawat sedang terbang …
"Asap” yang muncul pertama kali itu benar-benar asap… asap ini muncul
dari knalpot pesawat ketika pesawat mulai meningkatkan lajunya… "Asap”
yang muncul kedua kalinya dan ketiga kalinya adalah awan. Awan muncul
pertama kali ketika laju pesawat = laju bunyi…. Bentuk awan tersebut
mirip seperti muka gelombang yang berada di depan pesawat. Video tersebut merupakan contoh terjadinya gelombang kejut yang merupakan salah satu aplikasi dari terjadinya Efek Doppler.
Gimana?? masih bingung?? Gelombang Kejut adalah salah satu aplikasi dari terjadinya Efek Doppler.
1. Pengertian Gelombang Kejut
Gelombang kejut adalah
gelombang dari sebuah aliran yang sangat cepat dikarenakan kenaikan
tekanan, temperature, dan densitas secara mendadak pada waktu bersamaan.
Seperti gelombang pada umumnya shock wave juga membawa energi dan dapat
menyebar melalui medium padat,cair ataupun gas.
Grafik hubungan antara tekanan gelombang kejut dengan waktu
Sumber : www.wikipedia.org
Dari
grafik terlihat gelombang kejut terjadi secara mendadak dan cepat dalam
waktu yang sangat singkat lalu diikuti dengan pengembangan (tekanan
berkurang) gelombang seiring bertambahnya waktu. Gelombang kejut terjadi
diakibatkan karena kecepatan sumber bunyi lebih cepat dari pada
kecepatan bunyi itu sendiri. Suatu benda, misal pesawat terbang menembus
udara dengan kecepatan beberapa ratus km/jam. Kecepatan cukup rendah
ini memungkinkan molekul-molekul udara tetap stabil ketika harus
menyibak memberi jalan pesawat tebang. Namun, ketika kecepatan pesawat
menjadi sebanding dengan kecepatan molekul-molekul, molekul-molekul
tersebut tidak sempat menghindar dan bertumpuk di tepi-tepi depan
pesawat dan terdorong bersamanya.
Gambar gelombang subsonik (a) sumber bunyi diam (b) sumber bunyi bergerak ; (c) gelombang kejut dengan kecepatan supersonik
Penumpukan udara bertekanan secara
cepat ini menghasilkan "kejutan udara” atau gelombang kejut, yang
berwujud dentuman keras. Gelombang bunyi tersebut memancar ke segala
arah dan dapat terdengar sebagai sebuah ledakan oleh orang-orang dibawah
sana. Dentuman keras tersebut disebut dengan istilah ”Sonic Boom".
Sonic Boom ini memiliki energi yang cukup besar yang mampu memecahkan
gelas kaca dan jendela.
Sonic boom adalah istilah bagi gelombang kejut di udara
yang dapat ditangkap telinga manusia. Istilah ini umumnya digunakan
untuk merujuk kepada kejutan yang disebabkan pesawat-pesawat supersonik.
Saat pesawat terbang melebihi kecepatan cahaya, muncullah gelombang
kejut pada bagian tertentu pesawat. Gelombang kejut adalah daerah di
udara dimana terjadi perubahan (tekanan udara, temperatur, densitas)
secara dadakan. Gelombang kejut ini merambat dalam bentuk kerucut dan
bisa sampai ke permukaan tanah, membuat pekak dan memecahkan kaca-kaca.
Karena itu pesawat supersonik biasanya tidak terbang supersonik di atas
daerah berpenduduk..( http://id.wikipedia.org/wiki/Sonic_boom)
Aplikasi Gelombang Kejut dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Gelombang kejut dapat dimanfaatkan untuk penyembuhan batu ginjal.
Munculnyaberbagaipenyakit yang dideritamanusiadibarengidenganpenemuanberbagaialatmedisdaniptekdibidangkesehatan. Manusiaseakan-akandimanjakandenganpenemuaniptekini, asalkanmemilikiduitbanyak. Salahsatunyapenangananbatuginjaltanpalewatoperasi.
*MENGHANCURKAN BATU GINJAL DARI LUAR TUBUH
Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL)
Sesuai dengan namanya, Extracorporeal berarti di luar tubuh,
sedangkan Lithotripsy berarti penghancuran batu, secara harfiah ESWL
memiliki arti penghancuran batu (ginjal) dengan menggunakan gelombang
kejut (shock wave) yang ditransmisi dari luar tubuh. Dalam terapi ini,
ribuan gelombang kejut ditembakkan ke arah batu ginjal sampai hancur
dengan ukuran serpihannya cukup kecil sehingga dapat dikeluarkan secara
alamiah dengan urinasi.
Penderita batu ginjal ditidurkan terlentang pada
meja khusus dan pada pinggang ditempelkan alat yang menghantarkan
gelombang kejut tersebut.
Dengan pertolongan sinar rontgent atau USG gelombat
kejut tadi difokuskan dengan cermin cekung khusus dan fokusnya dipaskan
ke batu ginjal, kemudian generator dihidupkan dan batu akan pecah
menjadi seperti pasir yang akan keluar bersama air kencing pada hari
hari berikutnya. Pengobatan dengan ESWL tidak perlu bius dan tidak perlu
mondok, sehingga penderita bisa pulang dan bekerja normal. Dengan
demikian pasien tidak akan merasakan gelombang kejut pada saat masuk ke
dalam tubuhnya.Tidak ada embel-embel pembedahan pada operasi ini("klo
denger kata di bedah pasti sudah ngeri dulu deh”).Dalam operasi ini
ribuan gelombang kejut ditembakkan kearah batu ginjal sampai hancur
hingga ukuran serpihannya sangat kecil sehingga secara alamiah dapat
dikeluarkan saat kita kencing.Tapi……,meski hampir semua jenis dan ukuran
batu dapat dipecahkan oleh ESWL,tapi harus ditinjau dari segi efektif
dan efisiensi dari ESWL
ESWL hanya cocok digunakan pada batu dengan ukuiran
kurang dari 3 CM dan terletak di ginjal atau di saluran kemih antara
ginjal dan kandung kemih(kecuali yang terhalang oleh tulang panggul).
Ilustrasi sederhana teknik ESWL dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1:penampang interior ginjal.
Ket: A) Sebelum penembakan
B) Gelombang kejut yang difokuskan pada batu ginjal
C) Tembakan dihentikan hingga serpihan batu cukup kecil untuk dapat dibuangsecara natural bersama air seni.
Saat ini ada 3 jenis pembangkit shock wave yang digunakan dalam ESWL:
Electrohydraulic, piezoelectric, dan
electromagnetic generator. Masing-masing memiliki cara kerja yang
berbeda, namun ketiganya menggunakan air sebagai medium untuk
merambatkan shock wave yang dihasilkan. Electrohydraulic generator
menggunakan spark gap untuk membuat "ledakan” di dalam air.
(Air atau gelatin dalam Electrohydraulic generator
digunakan sebagai medium untuk merambatkan gelombang kejut yang
dihasilkan.Air atau gelatin dipilih sebagai medium karena sifat
akustiknya yang paling mendekati sifat akustik tubuh (darah dan jaringan
sel tubuh)).
Ledakan ini kemudian menghasilkan shock wave. Sedangkan piezoelectric
generator, memanfaatkan piezoelectric efek pada kristal. Sedangkan
electromagnetic generator, menggunakan gaya elektromagnetik untuk
mengakselerasi membran metal secara tiba-tiba dalam air untuk
menghasilkan shock wave. Dari 3 jenis generator di atas,
electrohydraulic lithotripter merupakan lithotripter yang paling banyak
digunakan saat ini. Diagram skematik dari lithotripter ini dapat dilihat
pada Gambar 2.
Dari hasil observasi pada proses ESWL, ditemukan
bahwa pada awalnya batu ginjal yang ditembak dengan shock waves pecah
menjadi dua atau beberapa fragment besar. Selanjutnya dengan
bertambahnya jumlah tembakan, fragment tersebut pecah kembali dan
hancur. Umumnya diperlukan sekitar 1000 sampai 5000 tembakan sampai
serpihan -serpihan batu ginjal tersebut cukup kecil untuk dapat
dikeluarkan dengan proses urinasi. Proses hancurnya batu ginjal
diprediksi merupakan hasil kombinasi dari efek langsung maupun tidak
langsung dari shock waves. Untuk dapat menjelaskan proses hancurnya batu
ginjal, terlebih dahulu kita perlu mengetahui profil dari shock wave
yang dihasilkan di titik fokus penembakan.Secara umum, shock wave
ditandai dan diawali oleh high positive pressure (compressive wave)
dengan durasi singkat sekitar satu mikrodetik, kemudian diikuti oleh
negative pressure (tensile wave) dengan durasi sekitar tiga mikrodetik
Gambar 3. Shock wave profile, diukur pada titik fokus penembakan
High positive pressure di dalam batu ginjal akan
mengalami refraksi dan refleksi, dan akhirnya membangkitkan tensile dan
shear stress di dalam batu ginjal. Selanjutnya retak akan terjadi dan
merambat hingga menyebabkan batu pecah menjadi dua atau beberapa
fragment besar. Pada saat yang sama, tingginya compression stress dapat
menyebabkan erosi pada permukaan batu ginjal. Proses di
atas dikatakan sebagai efek langsung dari shock wave. Sedangkan negative
pressure akan mengakibatkan munculnya cavitation bubbles pada fluida di
sekitar batu ginjal dan ini dikatakan sebagai efek tidak langsung dari
shock wave. Cavitation bubbles ini kemudian akan collapse
menghujam permukaan batu ginjal dan menyebabkan erosi. Ilustrasi dari
proses ini dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Ilustrasi efek langsung dan tidak langsung dari shock wave pada batu ginjal.
ESWL
juga dipantang bagi mereka yang menderita darah tinggi, kencing manis,
mengalami gangguan pembekuan darah dan fungsi ginjal, wanita hamil dan
anak-anak, serta memiliki berat badan berlebih.
ESWL Di Indonesia
Saat ini penulis belum memiliki data pasti tentang berapa banyak rumah
sakit di Indonesia yang telah melayani prosedur ESWL. Mengingat harga lithotripter
yang cukup mahal mungkin hanya rumah sakit besar saja yang telah
memiliki alat ini. Mengenai biaya pengobatan dengan ESWL sangat
tergantung berapa kali tindakan ESWL yang diperlukan sampai pasien
benar-benar bebas dari batu ginjal.
Di Amerika, rata-rata pasien menjalani 1.5 kali tindakan ESWL [2]
sampai benar-benar bebas dari batu ginjal. Namun jika merujuk pada
artikel kesehatan di Indosiar pada 14 Januari 2006 lalu (http://news.indosiar.com/news_read.htm?id=48134)
yang menyatakan bahwa untuk sekali tindakan ESWL diperlukan biaya
sekitar 4,5 juta rupiah, maka dapat dikatakan bahwa terapi ini selain
menawarkan keamanan dan kenyamanan, juga menawarkan biaya pengobatan
yang relatif murah.
2. Gelombang Kejut Supernova ciptakan Cincin Cahaya
NASA
Gelombang kejut yang dilepaskan supernova telah memanaskan gas di sekitarnya hingga menyala
Berita Terkait: • Hubble Tangkap Ledakan Bintang
Gelombang kejut dari supernova yang meledak tahun 1987 telah mencapai
tepian ruang kosong di sekitarnya, dan memunculkan lingkaran cahaya di
sekeliling ledakan bintang itu. Demikian hasil pengamatan menggunakan
Teleskop Ruang Angkasa Hubble dan Observatorium sinar-X Chandra.
Adapun
lingkaran cahaya muncul ketika gelombang kejut supernova yang membawa
panas itu mencapai tempat yang dipenuhi gas. Gelombang panas seolah
"menyalakan" gas-gas yang dahulu tertiup akibat ledakan sang bintang.
Sebagai catatan, istilah supernova sendiri berarti ledakan bintang.
Disebut
1987A, supernova ini merupakan yang paling terang yang pernah tercatat
sejak 400 tahun terakhir. Bintang yang ukurannya 20 kali lebih besar
dari Matahari kita itu meledak menjadi supernova di wilayah yang dikenal
sebagai Large Magellanic Cloud.
Para astronom yakin bahwa
sekitar sejuta tahun sebelum supernova itu terjadi, bintang asalnya
telah kehilangan sebagian besar lapisan luarnya yang terlepas sebagai
aliran partikel debu dan gas.
Halo
Lalu, sebelum meledak,
bintang melepaskan angin berkecepatan tinggi yang membentuk ruangan
kosong, alias hampir tidak memiliki materi, di sekitarnya.
Teleskop
Hubble sempat melihat tepian ruang itu ketika sang supernova menyalakan
wilayah tersebut seperti bola lampu pada ledakan tahun 1987. Ledakan
menciptakan gelombang kejut yang bergerak cepat ke segala penjuru ruang.
Gelombang ini terdeteksi Chandra tahun 1999.
Kini gelombang
kejut tersebut sepertinya telah mencapai tepian ruang kosong dan mulai
memanaskan gas-gas di ujungnya hingga jutaan derajat. Pemanasan itu
menimbulkan lingkaran cahaya seperti terlihat oleh Chandra. Menggunakan
Hubble, lingkaran tersebut tampak mirip gelang mutiara yang bercahaya
terang.
Kelak ketika gelombang kejut itu menyebar hingga
menyentuh awan debu dan gas yang dilepaskan bintang sejuta tahun lalu,
ia akan memberi petunjuk tentang bintang asal yang menjadi cikal
supernova tersebut. "Supernova 1987A akan menerangi masa lalunya
sendiri," begitu kata Richard McCray, anggota tim Chandra.
Sumber: NewScientist.com Penulis: Wsn
3. Gelombang Kejut Hantaman Komet dapat menstimulasi kehidupan di bumi
Senin, 13 September 2010 -
Bagai hentakan tongkat sihir defibrilasi, sebuah
komet di masa lalu mungkin pernah hadir di bumi sebagai dewa pembawa
kehidupan.
Gelombang kejut yang disebabkan hantaman komet ke bumi bisa membantu mewujudkan pembentukan asam amino dan blok bangunan kehidupan awal, kata para peneliti AS.
Diperkirakan bahwa asam amino dan peptida memainkan peran penting dalam evolusi kimia
yang menghasilkan kehidupan di Bumi. Para peneliti di Lawrence
Livermore National Laboratory dan Stanford University kini menjalankan
simulasi teoritis kompresi kejutan yang menyerupai kondisi ketika komet
menghantam Bumi, yang menyatakan bahwa bahan bagi kehidupan di Bumi bisa
saja berasal dari ruang angkasa.
Komet terbuat dari debu, es dan gas yang
dikompresi. Es terutama terdiri dari air, tetapi juga diketahui
mengandung molekul kecil yang meningkatkan pertumbuhan bakteri – molekul
prebiotik – seperti karbon dioksida, amonia dan metanol.
Nir Goldman dan rekannya mempelajari
simulasi dinamika molekul dari gelombang kejut setelah hantaman komet
untuk melihat apakah bahan prebiotik bisa bertahan hidup pada kondisi
selama dan setelah hantaman tersebut.
Awalnya tim berpikiran, kondisi setelah
hantaman komet langsung akan terlalu kuat bagi senyawa untuk bertahan,
tetapi mereka kemudian menganggap bahwa komet mungkin telah menghantam
Bumi dari sudut yang lebih lembut. "Itu berarti, hantaman komet akan
menghasilkan suhu dan tekanan yang jauh lebih rendah dan mungkin ini
akan cukup rendah sehingga sesuatu seperti asam amino bisa bertahan
seandainya ia membentuk,” kata Goldman pada Chemistry World.
Tim juga menemukan bahwa gelombang kejut
dari hantaman komet dapat mempromosikan C-N berumur pendek yang
mengikat oligomer, dan bahwa ketika tekanan menurun setelah hantaman,
oligomer ini pecah ke bentuk komplesitas stabil yang mengandung glisin
asam amino.
"Kajian komputasi menyediakan beberapa bukti yang meyakinkan untuk kimia organik
kompleks di bawah kondisi tekanan dan temperatur yang ekstrim seperti
yang diharapkan selama hantaman miring sebuah komet periode pendek
dengan Bumi awal,” kata Terence Kee, seorang ahli astrobiologi di
Universitas Leeds, Inggris. "Kajian ini menunjukkan bahwa polimer
organik kecil diproduksi di bawah tekanan dan suhu tinggi yang kemudian
memecah ke bentuk molekul penting seperti glisin dan mungkin peptida
oligomer yang lebih tinggi,” ia menambahkan.
Goldman sekarang berharap mempelajari
simulasi molekul pada rentang waktu lebih lama untuk melihat apakah
mereka membantu menjelaskan lebih lanjut tentang prebiotik kehidupan di
Bumi. "Simulasi skala waktu yang lebih panjang, baik kompresi kejutan
maupun pelepasan setelah kompresi kejutan, bisa mengungkapkan mekanisme
asam amino yang jauh lebih rumit,” katanya.
Sumber: Chemistry World
Referensi:
N Goldman et al, Nature Chemistry, 2010, DOI: 10.1038/nchem.827
Referensi :
Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga
Halliday dan Resnick, 1991, Fisika Jilid I, Terjemahan, Jakarta : Penerbit Erlangga
Tipler, P.A.,1998, Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penebit Erlangga
Young, Hugh D. & Freedman, Roger A., 2002, Fisika Universitas (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga